1. Bagaimana kita menentukan kinerja harga transfer?
A. DEFINISi
Harga transfer Menurut akuntansi:
Definisi harga transfer dapat digolongkan menjadi dua yaitu definisi luas dan definisi sempit. Dalam definisi luas, harga transfer adalah nilai barang atau jasa yang ditransfer oleh suatu pusat pertanggungjawaban ke pusat pertanggungjawaban yang lain. Dalam definisi sempit, harga transfer adalah nilai barang dan jasa yang ditransfer antara dua pusat laba atau lebih. Tujuan utama dari transfer pricing adalah mengevaluasi dan mengukur kinerja perusahaan. Tetapi sering juga transfer pricing digunakan perusahaan-perusahaan multinasional untuk meminimalkan jumlah pajak yang dibayar melalui rekayasa harga yang ditransfer antar divisi. Adanya hubungan istimewa merupakan kunci dari dilakukannya praktek transfer pricing dalam bidang perpajakan.
Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya, karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer juga mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat penting.
Harga Transfer menurut pajak
Menurut Gunadi (2006) transfer pricing menyebabkan ketidakadilan dalam perpajakan karena perbedaan struktur perusahaan . Perusahaan yang dipecah-pecahkan menjadi suatu grup dapat merekayasa laba sehingga meminimalkan pajak. Sementara itu, perusahaan tunggal harus membayar pajak seperti apa adanya. Ada dua pendekatan yang direkomendasikan dalam buku Tax Law design and Drafting (IMF 1996) untuk menegakkan keadilan perpajakan, yaitu:
1. Merumuskan dalam ketentuan domestik, suatu negara dapat mengambil laba global grup dan mengalokasikan sebagian laba tersebut berdasar formula tertentu kepada sumber yang berada di negaranya dan kemudian memajaki bagian laba dimaksud.
2. Suatu negara dapat menentukan laba dari cabang usaha (bentuk usaha tetap) atau anak perusahaan yang beroperasi di negaranya terpisah dari grup berdasar harga yang wajar yang seharusnya terjadi apabila transaksi dilakukan dengan di luar grupnya.
TUJUAN HARGA TRANSFER
Secara umum, tujuan penetapan harga transfer adalah untuk memindahkan data keuangan di antara departemen-departemen atau divisi-diisi perusahaan pada waktu mereka saling menggunakan barang dan jasa satu sama. Selain itu, transfer pricing digunakan untuk mengevaluasi kinerja divisi dan memotivasi manajer divisi penjual dan divisi pembeli menuju keputusan-keputusan yang serasi dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Sedangkan dalam lingkup perusahaan multinasional, transfer pricing digunakan untuk, meminimalkan pajak dan bea yang mereka keluarkan diseluruh dunia.
METODE HARGA TRANSFER
Beberapa metode transfer pricing yang sering digunakan yaitu :
1. Penentuan harga transfer berdasarkan biaya (cost-based transfer pricing)
Penentuan harga transfer ini dipakai pada transfer antarperusahaan yang menggunakan konsep pusat pertanggungjawaban biaya. Konsep ini sederhana dan menghemat sumber daya, karena informasi biaya tersedia. Namun yang menjadi permasalahan adalah ada bnayak definisi tentang biaya yang dipakai. Sebagian perusahaan meenggunakan biaya variabel (variable costs), sebagian menggunakan biaya penuh (full cost), biaya standar (standard cost), ada pula yang menggunakan biaya aktual (actual cost).
2. Penentuan harga transfer berdasarkan harga pasar (market basis transfer pricing)
Jika barang atau jasa yang ditransfer antar divisi atau antar perusahaan dalam grup mempunyai harga pasar, maka pada umumnya harga pasar merupakan dasar yang digunakan, terutama dilihat dari sudut pengukuran kinerja. Basis harga pasar merupakan tolok ukur untuk menilai kinerja manajer divisi.
Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga yang berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh profit, pada sisi pembeli harga yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya. Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi tersedia di pasar, misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti industri kertas, jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi lain, pasar tidak menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi.
Jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka ada baiknya menggunakan harga pasar. Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya(cost-based transfer price).
3. Penentuan harga transfer berdasarkan negosiasi (negotiated transfer prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam
perusahaan yang berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang diinginkan. Yang harus diperhatikan dalam penentuan harga transfer ini adalah biaya produksi, dan harus memiliki pengetahuan yang baik tentang keinginan perusahaan secara keseluruhan. Namun kelemahannya adalah negosiasi memakan waktu yang lama, mengulang pemeriksaan, dan revisi harga transfer.
- Penetuan harga transfer berdasarkan arbitrase (arbitrationtransfer pricing)
Pendekatan ini menekankan pada harga transfer berdasarkan interaksi kedua divisi dan pada tingkat yang dianggap terbaik bagi kepentingan perusahaan tanpa adanya pemaksaan mengenai keputusan akhir oleh salah satu divisi.
D. HUBUNGAN ISTIMEWA
1. Menurut PSAK 7: “Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional”.
2. Menurut UU PPh No. 36 Tahun 2008 pasal 18 ayat (4), wajib pajak dianggap memiliki hubungan istimewa apabila:
Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain, atau hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih, demikian pula hubungan antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir; atau
Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau
Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan atau ke samping satu derajat.
HARGA TRANSFER GANDA
Untuk memenuhi disparitas pertanggungjawaban dari dua divisi, dikenal juga hargat ransfer ganda. Misalnya, divisi penerima dapat mempertimbangkan penerapan harga transfer berdasarkan biaya diferensial. Sebaliknya, divisi yang melakukan transfer dapat mempertimbangkan unsur laba dalam penetuan harga transfer dan memungkinkan kinerja divisi.
Prosedur aplikasi pendekatan ini dapat berupa:
1. Pemakaian harga transfer berdasarkan harga pasar, negosiasi, atau arbitrase oleh divisi yang melakukan transfer dalam menghitung penghasilan dari penyerahan antarperusahaan.
2. Biaya variabel divisi yang melakukan transfer plus margin kontribusi atas beban tetap, ditransfer kepada divisi penerima.
3. Total laba per divisi akan lebih besar daripada laba perusahaan, dan laba divisi produksi akan dieliminasi dalam penyusunan laporan keuangan.
ARM’S-LENGTH STANDARD
Aturan PER-32/PJ/2011 menyatakan bahwa penentuan harga transaksi wajar (arm’s length price) bisa melalui metode perbandingan harga antara pihak non istimewa, resale price dan metode lainnya. Syarat utama analisis ini adalah ketersediaan data pembanding eksternal maupun internal. Arm’s-length standard yang paling banyak digunakan sebagai berikut.
- Comparable uncontrolled pricing method
Metode ini mengevaluasi kewajaran harga transfer dengan mengacu kepada tingat harga yang terjadi antara unit yang independen atau antara perusahaan multinasional dengan unit yang independen. Secara teoritis metode ini termasuk yang paling baik namun dalam pelaksaannya terdapat beberapa kendala, misalnya perbedaan kuantitas, kualitas, kondisi, aktu penjualan, merk dagang, pangsa pasar, dan geografis pasar
- Resale pricing method
Metode ini ditetapkan untuk produk yang di transfer ke anggota group lainnya utuk dijual kembali. Kewajaran harga transfer didekati dengan pengurangan harga penjualan kepada ihak independen dengan suatu mark up yang wajar (sebanyak laba dan biaya si penjual). Kesulitan terjadi dalam menentukan mark up.
- Cost plus pricing method
Metode ini mendekati kewajaran harga transfer dengan menambahkan markup yang wajar pada harga pokok pihak yang mentrasnfer. Pendekatan ini umumnya dipake dalam hal penyerahan barang setengah jadi (semifinished product) atau salah satu anggota group sebagai subkontraktor dari yang lainnya.
- Other method
Dalam keadaan tertentu, kombinasi ketiga metode diatas perlu diterapkan atau mungkin metode lain, misalnya alokasi laba yang diperoleh grup perusahaan dalam transaksi tertentu, kalkulasi tingkat keuntungan yang pantas pada investasi wajib pajak.
Jika metode perbandingan harga antar pihak yang independen tidak tepat untuk diterapkan, wajib diterapkan metode penjualan kembali (resale price method) atau metode biaya-plus (cost plus method) sesuai dengan kondisi yang tepat. Dalam hal metode penjualan kembali (resale price method) atau metode biaya-plus (cost plus method) tidak tepat untuk diterapkan, dapat diterapkan metode pembagian laba (profit split method) atau metode laba bersih transaksional (transactional net margin method).
- Metode Pembagian Laba (PSM)
Metode pembagian laba (profit split method) atau metode PSM adalah metode Penentuan Harga Transfer berbasis laba transaksional (transactional profit method) yang dilakukan dengan mengidentifikasi laba gabungan atas transaksi afiliasi yang akan dibagi oleh pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa tersebut dengan menggunakan dasar yang dapat diterima secara ekonomi yang memberikan perkiraan pembagian laba yang selayaknya akan terjadi dan akan tercermin dari kesepakatan antar pihak-pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa.
2. Membandingkan dan mendeskripsikan antara product consumer good antara produk nasional dan internasional?
1. Bagaimana kita menentukan kinerja harga transfer?
A. DEFINISi
Harga transfer Menurut akuntansi:
Definisi harga transfer dapat digolongkan menjadi dua yaitu definisi luas dan definisi sempit. Dalam definisi luas, harga transfer adalah nilai barang atau jasa yang ditransfer oleh suatu pusat pertanggungjawaban ke pusat pertanggungjawaban yang lain. Dalam definisi sempit, harga transfer adalah nilai barang dan jasa yang ditransfer antara dua pusat laba atau lebih. Tujuan utama dari transfer pricing adalah mengevaluasi dan mengukur kinerja perusahaan. Tetapi sering juga transfer pricing digunakan perusahaan-perusahaan multinasional untuk meminimalkan jumlah pajak yang dibayar melalui rekayasa harga yang ditransfer antar divisi. Adanya hubungan istimewa merupakan kunci dari dilakukannya praktek transfer pricing dalam bidang perpajakan.
Harga transfer sering memicu masalah terutama pada penentuan harga sepakatannya, karena melibatkan dua unit, yaitu unit pembeli dan unit penjual, dan harga transfer juga mempengaruhi pengukuran laba unit, harga transfer yang tinggi akan merugikan unit pembeli sedangkan harga transfer yang terlalu rendah akan merugikan unit penjual, maka penentuan harga transfer menjadi hal yang sangat penting.
Harga Transfer menurut pajak
Menurut Gunadi (2006) transfer pricing menyebabkan ketidakadilan dalam perpajakan karena perbedaan struktur perusahaan . Perusahaan yang dipecah-pecahkan menjadi suatu grup dapat merekayasa laba sehingga meminimalkan pajak. Sementara itu, perusahaan tunggal harus membayar pajak seperti apa adanya. Ada dua pendekatan yang direkomendasikan dalam buku Tax Law design and Drafting (IMF 1996) untuk menegakkan keadilan perpajakan, yaitu:
1. Merumuskan dalam ketentuan domestik, suatu negara dapat mengambil laba global grup dan mengalokasikan sebagian laba tersebut berdasar formula tertentu kepada sumber yang berada di negaranya dan kemudian memajaki bagian laba dimaksud.
2. Suatu negara dapat menentukan laba dari cabang usaha (bentuk usaha tetap) atau anak perusahaan yang beroperasi di negaranya terpisah dari grup berdasar harga yang wajar yang seharusnya terjadi apabila transaksi dilakukan dengan di luar grupnya.
TUJUAN HARGA TRANSFER
Secara umum, tujuan penetapan harga transfer adalah untuk memindahkan data keuangan di antara departemen-departemen atau divisi-diisi perusahaan pada waktu mereka saling menggunakan barang dan jasa satu sama. Selain itu, transfer pricing digunakan untuk mengevaluasi kinerja divisi dan memotivasi manajer divisi penjual dan divisi pembeli menuju keputusan-keputusan yang serasi dengan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
Sedangkan dalam lingkup perusahaan multinasional, transfer pricing digunakan untuk, meminimalkan pajak dan bea yang mereka keluarkan diseluruh dunia.
METODE HARGA TRANSFER
Beberapa metode transfer pricing yang sering digunakan yaitu :
1. Penentuan harga transfer berdasarkan biaya (cost-based transfer pricing)
Penentuan harga transfer ini dipakai pada transfer antarperusahaan yang menggunakan konsep pusat pertanggungjawaban biaya. Konsep ini sederhana dan menghemat sumber daya, karena informasi biaya tersedia. Namun yang menjadi permasalahan adalah ada bnayak definisi tentang biaya yang dipakai. Sebagian perusahaan meenggunakan biaya variabel (variable costs), sebagian menggunakan biaya penuh (full cost), biaya standar (standard cost), ada pula yang menggunakan biaya aktual (actual cost).
2. Penentuan harga transfer berdasarkan harga pasar (market basis transfer pricing)
Jika barang atau jasa yang ditransfer antar divisi atau antar perusahaan dalam grup mempunyai harga pasar, maka pada umumnya harga pasar merupakan dasar yang digunakan, terutama dilihat dari sudut pengukuran kinerja. Basis harga pasar merupakan tolok ukur untuk menilai kinerja manajer divisi.
Barang-barang yang diproduksi unit penjual dihargai sama dengan harga yang berlaku di pasar, pada sisi divisi penjual ada kemungkinan untuk memperoleh profit, pada sisi pembeli harga yang dibayarkan adalah harga yang sewajarnya. Namun yang menjadi kelemahan utama dari sistem ini adalah jika harga suatu produk ternyata tidak tersedia di pasar. Tidak semua barang-barang yang diperjual-belikan antar divisi tersedia di pasar, misalnya pada suatu industri yang terdeferensiasi dan terintegrasi seperti industri kertas, jika divisi penjual harus mengirim kertas yang setengah jadi ke divisi lain, pasar tidak menyediakan harga kertas mentah atau setengah jadi.
Jika harga pasar tersedia atau dapat diperkirakan maka ada baiknya menggunakan harga pasar. Meskipun demikian, jika tidak ada cara untuk memperkirakan harga kompetitif, pilihan lainnya adalah mengembangkan harga transfer berdasarkan biaya(cost-based transfer price).
3. Penentuan harga transfer berdasarkan negosiasi (negotiated transfer prices)
Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam
perusahaan yang berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan harga transfer yang diinginkan. Yang harus diperhatikan dalam penentuan harga transfer ini adalah biaya produksi, dan harus memiliki pengetahuan yang baik tentang keinginan perusahaan secara keseluruhan. Namun kelemahannya adalah negosiasi memakan waktu yang lama, mengulang pemeriksaan, dan revisi harga transfer.
- Penetuan harga transfer berdasarkan arbitrase (arbitrationtransfer pricing)
Pendekatan ini menekankan pada harga transfer berdasarkan interaksi kedua divisi dan pada tingkat yang dianggap terbaik bagi kepentingan perusahaan tanpa adanya pemaksaan mengenai keputusan akhir oleh salah satu divisi.
D. HUBUNGAN ISTIMEWA
1. Menurut PSAK 7: “Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa adalah pihak-pihak yang dianggap mempunyai hubungan istimewa bila satu pihak mempunyai kemampuan untuk mengendalikan pihak lain atau mempunyai pengaruh signifikan atas pihak lain dalam mengambil keputusan keuangan dan operasional”.
2. Menurut UU PPh No. 36 Tahun 2008 pasal 18 ayat (4), wajib pajak dianggap memiliki hubungan istimewa apabila:
Wajib Pajak mempunyai penyertaan modal langsung atau tidak langsung paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada Wajib Pajak lain, atau hubungan antara Wajib Pajak dengan penyertaan paling rendah 25% (dua puluh lima persen) pada dua Wajib Pajak atau lebih, demikian pula hubungan antara dua Wajib Pajak atau lebih yang disebut terakhir; atau
Wajib Pajak menguasai Wajib Pajak lainnya atau dua atau lebih Wajib Pajak berada di bawah penguasaan yang sama baik langsung maupun tidak langsung; atau
Terdapat hubungan keluarga baik sedarah maupun semenda dalam garis keturunan lurus dan atau ke samping satu derajat.
HARGA TRANSFER GANDA
Untuk memenuhi disparitas pertanggungjawaban dari dua divisi, dikenal juga hargat ransfer ganda. Misalnya, divisi penerima dapat mempertimbangkan penerapan harga transfer berdasarkan biaya diferensial. Sebaliknya, divisi yang melakukan transfer dapat mempertimbangkan unsur laba dalam penetuan harga transfer dan memungkinkan kinerja divisi.
Prosedur aplikasi pendekatan ini dapat berupa:
1. Pemakaian harga transfer berdasarkan harga pasar, negosiasi, atau arbitrase oleh divisi yang melakukan transfer dalam menghitung penghasilan dari penyerahan antarperusahaan.
2. Biaya variabel divisi yang melakukan transfer plus margin kontribusi atas beban tetap, ditransfer kepada divisi penerima.
3. Total laba per divisi akan lebih besar daripada laba perusahaan, dan laba divisi produksi akan dieliminasi dalam penyusunan laporan keuangan.
ARM’S-LENGTH STANDARD
Aturan PER-32/PJ/2011 menyatakan bahwa penentuan harga transaksi wajar (arm’s length price) bisa melalui metode perbandingan harga antara pihak non istimewa, resale price dan metode lainnya. Syarat utama analisis ini adalah ketersediaan data pembanding eksternal maupun internal. Arm’s-length standard yang paling banyak digunakan sebagai berikut.
- Comparable uncontrolled pricing method
Metode ini mengevaluasi kewajaran harga transfer dengan mengacu kepada tingat harga yang terjadi antara unit yang independen atau antara perusahaan multinasional dengan unit yang independen. Secara teoritis metode ini termasuk yang paling baik namun dalam pelaksaannya terdapat beberapa kendala, misalnya perbedaan kuantitas, kualitas, kondisi, aktu penjualan, merk dagang, pangsa pasar, dan geografis pasar
- Resale pricing method
Metode ini ditetapkan untuk produk yang di transfer ke anggota group lainnya utuk dijual kembali. Kewajaran harga transfer didekati dengan pengurangan harga penjualan kepada ihak independen dengan suatu mark up yang wajar (sebanyak laba dan biaya si penjual). Kesulitan terjadi dalam menentukan mark up.
- Cost plus pricing method
Metode ini mendekati kewajaran harga transfer dengan menambahkan markup yang wajar pada harga pokok pihak yang mentrasnfer. Pendekatan ini umumnya dipake dalam hal penyerahan barang setengah jadi (semifinished product) atau salah satu anggota group sebagai subkontraktor dari yang lainnya.
- Other method
Dalam keadaan tertentu, kombinasi ketiga metode diatas perlu diterapkan atau mungkin metode lain, misalnya alokasi laba yang diperoleh grup perusahaan dalam transaksi tertentu, kalkulasi tingkat keuntungan yang pantas pada investasi wajib pajak.
Jika metode perbandingan harga antar pihak yang independen tidak tepat untuk diterapkan, wajib diterapkan metode penjualan kembali (resale price method) atau metode biaya-plus (cost plus method) sesuai dengan kondisi yang tepat. Dalam hal metode penjualan kembali (resale price method) atau metode biaya-plus (cost plus method) tidak tepat untuk diterapkan, dapat diterapkan metode pembagian laba (profit split method) atau metode laba bersih transaksional (transactional net margin method).
- Metode Pembagian Laba (PSM)
Metode pembagian laba (profit split method) atau metode PSM adalah metode Penentuan Harga Transfer berbasis laba transaksional (transactional profit method) yang dilakukan dengan mengidentifikasi laba gabungan atas transaksi afiliasi yang akan dibagi oleh pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa tersebut dengan menggunakan dasar yang dapat diterima secara ekonomi yang memberikan perkiraan pembagian laba yang selayaknya akan terjadi dan akan tercermin dari kesepakatan antar pihak-pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa.
2. Membandingkan dan mendeskripsikan antara product consumer good antara produk nasional dan internasional?
Consumer Goods sebenarnya dari Bahasa Inggris, hanya saja kalau kita artikan dalam bahasa Indonesia artinya “Barang-Barang Komsumsi”, maksudnya adalah barang yang dibutuhkan secara rutin dan terus menerus oleh masayarakat. Sekarang coba bayangkan apa saja yang termasuk di dalamnya, sambil memikirkan pula kemungkinan sesuai dengan karakter atau hobi anda, sebab bisa jadi ia akan jadi pilihan bisnis modal kecil anda. Kalau belum ketemu, baiknya simak saja beberapa contohnya di bawah ini.
Jenis-Jenis Barang Comsumer Goods
1. Produk Kebutuhan Badan
Makanan dan minuman yang disebut hanyalah gambaran umum, tapi yang spesifiknya hanya anda yang bisa memutuskan karena semua berkaitan dengan tempat di mana anda ingin membuka bisnis, keadaan lingkungan dan mungkin juga dari hasil survey yang sudah dilakukan.2. Barang Kebutuhan Sehari-Hari
Saran kami, usahakan pilih yang pasarannya luas dan menarik digeluti karena mungkin anda sudah familiar dengan bidangnya atau sudah pernah ikut pelatihan.
3. Alat Kebutuhan Kerja dan Hidup
Beberapa misalnya, buat usaha semacam peralatan kerja di kantor seperti selotip, staples, alat gantung kertas catatan, tempat penyimpanan alat tulis, atau bisa juga buka jasa servis AC, dan yang lagi hangat adalah buat usaha out sourcing yang mencari calon pekerja dan pengusaha yang butuh karyawan, untuk ini simple sekali dilakukan karena cukup buat CV dulu setelah itu rekrut marketing yang mencari perusahaan yang membutuhkan karyawan dan untuk pencari kerjanya cukup lewat iklan koran atau internet sudah cukup. Mungkin yang terakhir ini agak melenceng karena bukan termasuk barang comsumer goods /barang komsumsi, tapi bisa jadi itu jadi pilihan anda jadi saya masukkan juga.
Dan masih banyak lagi sebenarnya jenis barang comsumer goods atau komsumsi yang kalau dipikir-pikir bisa menghasilkan untung puluhan juta per harinya hanya dengan ide sederhana dan simple. Jadi, buat apa memikirkan usaha yang rumit bin ribet dengan modal yang besar kalau ada yang bisa kita jalankan dengan modal kecil seiprit dan bisa mendatangkan keuntungan yang lebih? Selanjutnya, silahkan anda cari, pertimbangkan dan langsung action
1. Produk Kebutuhan Badan
Makanan dan minuman yang disebut hanyalah gambaran umum, tapi yang spesifiknya hanya anda yang bisa memutuskan karena semua berkaitan dengan tempat di mana anda ingin membuka bisnis, keadaan lingkungan dan mungkin juga dari hasil survey yang sudah dilakukan.2. Barang Kebutuhan Sehari-Hari
Saran kami, usahakan pilih yang pasarannya luas dan menarik digeluti karena mungkin anda sudah familiar dengan bidangnya atau sudah pernah ikut pelatihan.
3. Alat Kebutuhan Kerja dan Hidup
Beberapa misalnya, buat usaha semacam peralatan kerja di kantor seperti selotip, staples, alat gantung kertas catatan, tempat penyimpanan alat tulis, atau bisa juga buka jasa servis AC, dan yang lagi hangat adalah buat usaha out sourcing yang mencari calon pekerja dan pengusaha yang butuh karyawan, untuk ini simple sekali dilakukan karena cukup buat CV dulu setelah itu rekrut marketing yang mencari perusahaan yang membutuhkan karyawan dan untuk pencari kerjanya cukup lewat iklan koran atau internet sudah cukup. Mungkin yang terakhir ini agak melenceng karena bukan termasuk barang comsumer goods /barang komsumsi, tapi bisa jadi itu jadi pilihan anda jadi saya masukkan juga.
Dan masih banyak lagi sebenarnya jenis barang comsumer goods atau komsumsi yang kalau dipikir-pikir bisa menghasilkan untung puluhan juta per harinya hanya dengan ide sederhana dan simple. Jadi, buat apa memikirkan usaha yang rumit bin ribet dengan modal yang besar kalau ada yang bisa kita jalankan dengan modal kecil seiprit dan bisa mendatangkan keuntungan yang lebih? Selanjutnya, silahkan anda cari, pertimbangkan dan langsung action
Agar tidak bingung, penulis akan mengelompokkan dan sekaligus mencantumkan beberapa contoh umum yang termasuk barang komsumsi yang laris manis dan bisa memberikan keuntungan berlipat dari bisnis modal kecil anda.
Coba jawab sederet pertanyaan ini, adakah orang yang tak butuh makan? Bisakah kita tidak makan dalam sehari? Apakah kita akan berhenti makan dalam beberapa bulan ke depan? Tentu jawabnya ‘Tidak’. Nah, jika sudah demikian sudah bisa disimpulkan bahwa makanan dan minuman adalah jenis bisnis yang paling prospek dan bahkan pamornya tak akan pernah turun hingga kiamat nanti karena tak satu pun orang yang tidak butuh makan untuk bertahan hidup. Jika ini sudah anda ketahui, selanjutnya cari, bayangkan, pikirkan atau apalah....yang bisa membuat anda sampai pada keputusan akhir bahwa inilah usaha yang harus saya pilih.
Ada banyak jenis untuk ini, yang terpenting adalah ia merupakan barang kebutuhan sehari-hari yang selalu dibutuhkan, apakah itu dalam rumah tangga, di tempat kerja dan lain sebagainya. Misalnya saja kita mulai dari dapur, seperti bikin usaha pembuatan panci dan wajan, bisnis aneka bumbu masak, dagang ember dan timba, jasa perbaikan mesin cuci ata kompor, laundry kiloan, baju murah : bisa beli lewat tanah abang yang katanya untungnya bisa hingga 50 persen per barang, seperti celana anak, jilbab, baju sekolah, busana muslim dan lainnya, sabun cair curah, atau beralih ke bidang umum untuk kebutuhan lain seperti mainan anak-anak, jualan popok bayi,bikin sandal dan sepatu bayi bisa praktek di tempat usaha orang dulu, bikin pensil untuk kebutuhan sekolah, buat buku bacaan untuk anak, bikin penerbit kecil-kecilan, atau mungkin anda mau memilih jadi produsen consumer goods dalam bentuk bisnis kecil, seperti produksi souvenir pernikahan mulai dari harga seribu, bros untuk jilbab, pensil unik untuk anak sekolah, poster dengan tokoh idola atau kartun, sablon baju kaos yang juga sudah banyak membuat orang kaya raya, dan masih banyak lagi.
Ini masuk kategori ‘bussiness to bussiness’ atau sering disebut B-to-B yakni menyediakan barang untuk kebutuhan bisnis orang lain dan ini juga masih termasuk consumer goods tapi dalam skala yang besar, sekalipun demikian ini masih kalah dengan kalau anda jual ke konsumen langsung yang tentunya cashflownya labih lancar dan bisa membukukan keuntungan yang lebih besar.
Pasar International
1. Mengelola Produk di Pasar Internasional Manajemen Produk 1. Mengelola lini atau lini – lini produk perusahaan (Produk Line Management) 2. Mengembangkan dan meluncurkan produk atau produk – produk baru (New Product Development And Launching) 3. Mengelola merek secara strategis (Strategic Brand Management)
3. Bagaimana cara mengukur kinerja manajer financial (keuangan) dan membandingkannya antara perusahan nasional dan international?
Sebagai manajer, seorang yang memiliki jabatan manajer keuangan dalam perusahaan tentu memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak jauh berbeda dengan manajer-manajer lainnya. Perbedaanya hanya terletak pada hal yang ditangani, yakni masalah manajemen keuangan.
Seperti yang dirumuskan oleh George R. Terry, fungsi manajemen terdiri dari Planning, Organizing, Actuating, Controlling(POAC). Bagi manajer keuangan tentu juga memiliki tugas-tugas untuk membuat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan mengontrol keuangan perusahaan. (Baca juga : 7 Macam Manajemen Usaha Yang Perlu Anda Tahu)
Seorang manajer keuangan bertanggung jawab penuh pada keuangan perusahaan dan mengambil keputasan penting dalam setiap investasi dan pembelanjaan uang perusahaan. Keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan menjadi tugas pokok yang harus dia jalankan dengan baik agar roda perusahaan dapat terus berjalan.
Dalam praktek mengelola keuangan perusahaan, seorang manajer keuangan biasanya juga dituntut untuk bisa mendapatkan berbagai sumber modal dan mampu menggunakannya secara efektif, efisien, dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba secara maksimal sehingga meningkatkan nilai perusahaan. (Baca juga : Fungsi Manajemen Dalam Menjalankan Usaha)
1. Mengelola Produk di Pasar Internasional Manajemen Produk 1. Mengelola lini atau lini – lini produk perusahaan (Produk Line Management) 2. Mengembangkan dan meluncurkan produk atau produk – produk baru (New Product Development And Launching) 3. Mengelola merek secara strategis (Strategic Brand Management)
3. Bagaimana cara mengukur kinerja manajer financial (keuangan) dan membandingkannya antara perusahan nasional dan international?
Sebagai manajer, seorang yang memiliki jabatan manajer keuangan dalam perusahaan tentu memiliki tugas dan tanggung jawab yang tidak jauh berbeda dengan manajer-manajer lainnya. Perbedaanya hanya terletak pada hal yang ditangani, yakni masalah manajemen keuangan.
Seperti yang dirumuskan oleh George R. Terry, fungsi manajemen terdiri dari Planning, Organizing, Actuating, Controlling(POAC). Bagi manajer keuangan tentu juga memiliki tugas-tugas untuk membuat perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan mengontrol keuangan perusahaan. (Baca juga : 7 Macam Manajemen Usaha Yang Perlu Anda Tahu)
Seorang manajer keuangan bertanggung jawab penuh pada keuangan perusahaan dan mengambil keputasan penting dalam setiap investasi dan pembelanjaan uang perusahaan. Keputusan tentang investasi, pembiayaan kegiatan usaha dan pembagian deviden suatu perusahaan menjadi tugas pokok yang harus dia jalankan dengan baik agar roda perusahaan dapat terus berjalan.
Dalam praktek mengelola keuangan perusahaan, seorang manajer keuangan biasanya juga dituntut untuk bisa mendapatkan berbagai sumber modal dan mampu menggunakannya secara efektif, efisien, dan seproduktif mungkin untuk menghasilkan laba secara maksimal sehingga meningkatkan nilai perusahaan. (Baca juga : Fungsi Manajemen Dalam Menjalankan Usaha)
Tugas utama dari manajer keuangan secara garis besar dapat dijabarkan menjadi empat hal yaitu :
- Sebagai seorang manajer ia harus bisa bekerja sama dengan manajer lain, bertugas merencanakan dan meramalkan beberapa aspek dalam perusahaan termasuk perencanaan umum keuangan perusahaan,
- Mengambil keputusan penting investasi dan berbagai pembiayaan serta semua hal yang terkait dengan keputusan tersebut,
- Menjalankan dan mengoperasikan roda kehidupan perusahaan secara efisien dengan menjalin kerja sama dengan manajer lainnya,
- Sebagai penghubung antara perusahaan dengan pasar keuangan sehingga bisa mendapatkan dana dan memperdagangkan surat berharga perusahaan